Manajemen Keuangan Rumah Tangga Untuk Freelancer Dan Jenis Asuransi Jiwa Yang Cocok

Manajemen Keuangan Rumah Tangga Untuk Freelancer Dan Jenis Asuransi Jiwa Yang Cocok

"Berapa pendapatan bersih kamu selama sebulan setelah memutuskan jadi blogger?" Begitu Pak Suami memulai pillow talk kami. Malam itu kami memang lagi bahas soal manajemen keuangan. Nggak bisa dipungkiri sih, setelah nggak lagi ngikut kerja kantoran yang gajinya rutin tiap bulan, saya mesti banyak-banyak ngobrol soal perencanaan keuangan rumah tangga. Sebagai freelancer kalau ngga pinter-pinter ngatur keuangan, bisa goyah lho kondisi keuangan rumah tangga.

Jadi blogger dan merintis sebuah startup itu bisa dibilang membuat saya mengkategorikan diri sebagai seorang freelancer, pasalnya pendapatan yang diterima tiap bulan tidak pasti jumlahnya, begitu juga soal waktu kerjanya.

Kalau dulu saat menikah awal-awal dan baru punya anak satu, saya nggak terlalu ambil pusing dalam perencanaan keuangan keluarga. Dulu justru kebalikannya, saya kerja kantoran sementara Pak Suami yang itungannya freelancer. Pendapatan yang masuk dari gaji bulanan udah otomatis dipakai sesuai pemasukan saja.


Dulu, setiap kali ada pendapatan bisa dibilang kami nggak memilah dulu dalam pos-pos khusus. Misalnya buat kebutuhan harian, buat kebutuhan anak, atau dana-dana tertentu. Ada uang masuk ya, langsung dieksekusi buat ini dan itu. Kadang sampai ngga tahu berapa sebenarnya uang yang kita terima tiap bulannya, dipakai buat apa saja, terus buat investasi apa?

Setelah pernikahan berjalan hampir lima tahunan baru deh, kami mulai merombak kebiasaan tersebut. Apalagi saat itu Pak Suami gantian yang jadi orang kantoran, dan saya kerja sambil kuliah dengan satu anak. Sejak itu, kami mulai belajar mengelola keuangan rumah tangga biar keluar-masuknya terkontrol dan juga bisa mulai nabung.

Ada sebuah cerita yang bikin kami mulai sadar untuk lebih memperhatikan cara kami dalam mengelola keuangan. Dulu, (tahun 2009-an) setiap bulan kami mesti mengeluarkan 2.500.000 untuk keperluan rumah termasuk membayar asisten rumah tangga. Uang segitu itu langsung kami serahkan ke asisten rumah tangga yang kebetulan memang sudah dipercaya ikut suami sejak dia masih kecil, dan lanjut ketika kami berumah tangga.

Ternyata punya asuransi jiwa itu penting banget. Kami belajar hal itu dari pengalaman asisten rumah tangga yang selama ini ikut Pak Suami.

Jadi, dulu suaminya ini bekerja di sebuah pabrik, sudah lumayan mapan. Tapi kemudian suami asisten rumah tangga kami sakit keras dan kemudian meninggal. Karena tidak ada persiapan apa-apa, asisten rumah tangga kami dengan dua anaknya harus gantian menjadi tulang punggung keluarga. Ia memulainya dengan menyeterika baju milik tetangga, kemudian jadi asisten pocokan di beberapa tempat, sampai kemudian ikut dengan keluarga kami.

Dari cerita itu, kami belajar bahwa semapan apapun kondisi saat ini, tetap harus punya 'ban serep' jika sewaktu-waktu ada kondisi yang tidak diinginkan seperti kisah ART kami itu.

Pentingnya Punya Asuransi Jiwa Untuk Freelancer. 

Selain soal dana darurat, selama ini kami nggak sadar sudah melakukan beberapa kesalahan finansial dalam perencanaan keuangan keluarga, salah satunya adalah nggak punya asuransi jiwa. Padahal asuransi jiwa itu penting banget buat yang sudah berkeluarga dan memiliki anak. Tanpa sadar sebenarnya, kebutuhan finansial anak-anak juga menjadi tanggungan kami sebagai orang tua. 

Sebenarnya, dengan memiliki asuransi jiwa, hidup kami bakalan lebih tenang secara finansial. Nggak perlu khawatir dengan risiko-risiko di masa depan yang bisa datang kapan saja. Dengan adanya asuransi jiwa, bisa memperkecil guncangan finansial keluarga ketika si pencari nafkah, misalnya meninggal dunia.

Kenapa Kita Harus Memiliki Asuransi Jiwa?


1. Sebagai Jaminan Masa Depan Jika Hal Tak Terduga Terjadi

Dengan memiliki asuransi jiwa, perencanaan masa depan bisa dijamin jika ada hal tak terduga yang terjadi. Asuransi diibaratkan sebagai safety yang bisa menjaga jika ada hal yang tidak diinginkan terjadi. Hal tersebut juga untuk memastikan keuangan dan cita-cita masa depan keluarga tetap dapat berjalan sesuai rencana.

2. Uang Kecil Untuk Uang Besar

Uang kecil untuk uang besar di sini, maksudnya adalah bahwa asuransi yang kita miliki itu bukan untuk mencari keuntungan, tetapi untuk berjaga-jaga dari risiko di masa depan. Jadi uang yang kita investasikan pun tidak perlu besar-besar, sesuaikan dengan kebutuhan saat ini saja.

3. Bukti Cinta Untuk yang Tersayang

Asuransi juga merupakan salah satu bukti cinta kita terhadap anggota keluarga yang masih bergantung hidupnya pada kita. Sehingga jika ada sesuatu yang terjadi pada kita, mereka tetap dapat melanjutkan hidup dan terjamin.

Itu tadi beberapa hal yang sebenarnya sangat mendasar mengenai kenapa kita seharusnya memiliki asuransi jiwa. Kalau bukan kita sebagai orang tua yang mulai berinvestasi untuk memproteksi rencana-rencana kehidupan di masa depan, siapa lagi yang akan melakukannya.

Uang pertanggungan dari asuransi jiwa juga dapat menjadi bekal keuangan keluarga untuk melanjutkan hidup. Memiliki pos keuangan khusus untuk asuransi jiwa itu ibaratnya mengeluarkan sebagian kecil uang yang kita miliki untuk tujuan yang lebih besar, jadi asuransi bisa diibaratkan sebagai safety net untuk keuangan keluarga. Uang kecil untuk uang besar.

Setelah mempelajari beberapa jenis asuransi jiwa, saat ini kami tertarik untuk mencoba Flexi Life dari Astra Life yang bisa disesuaikan dengan tahapan kehidupan yang sedang kita jalani saat ini.

Flexi Life adalah asuransi jiwa murni ultra fleksibel yang memudahkan kita untuk mengatur sendiri kebutuhan proteksi yang tepat sesuai perubahan tahapan hidup. Berbeda dengan asuransi-asuransi jiwa umumnya yang memiliki batasan kebutuhan dan kondisi keuangan, Flexi Life memberikan kita kebebasan mengatur sendiri kebutuhan proteksi sesuai dengan kondisi keuangan kita saat ini. Jenis dan cakupan proteksinya juga bisa diubah-ubah sesuai kebutuhan di setiap tahap kehidupan.


Ada empat fleksibilitas yang ditawarkan Flexi Life sesuai dengan kondisi keuangan, kebutuhan, dan tahapan hidup :



  1. Dengan Flexi Life kita hanya perlu memiliki satu polis saja untuk kebutuhan proteksi jiwa di setiap tahap kehidupan. kita bisa meng-upgrade atau downgrade 'Uang Pertanggungan'. Dan enaknya, semua itu bisa dilakukan secara online dari gadget yang kita miliki.Masa pembayaran premi-nya bisa disesuaikan sesuai kebutuhan dan prioritas kita saat ini, misalnya tahun ini fokus kita untuk menyiapkan pos dana pendidikan karena dua tahun lagi anak-anak mulai masuk sekolah maka jumlah premi bulanannya bisa kita turunkan dulu. Pembayarannya juga bisa dilakukan per-bulan atau per-tahun.
  2. Proses mendaftar Flexi Life nggak perlu melakukan pemeriksaan kesehatan (medical check up). Ini tentu menjadi keuntungan tersendiri karena peluang kita untuk terproteksi menjadi lebih besar. Terlebih dengan nilai uang pertanggungan hingga Rp 5 miliar. Selain itu, perlindungan Flexi Life juga tersedia hingga usia 85 tahun sehingga memadai untuk mendukung kebutuhan proteksi sampai kita berusia tua nanti.
  3. Flexi Life tersedia mulai satu tahun. Kita bisa memulai 'Uang Pertanggungan' dengan masa perlindungan mulai 1 tahun. Flexi Life ini juga adalah asuransi jiwa murni sehingga premi yang kita setorkan untuk manfaat proteksi jiwa.
  4. Flexi Life 100 % online, mulai dari proses beli hingga klaim, tidak ada lagi paperwork yang harus kita siapkan atau mesti keluarkan. Dan yang juga menguntungkan adalah tidak adanya biaya komisi.

Dengan kemudahan-kemudahan yang ditawarkan tersebut, rasanya kami nggak pengin menunda lagi untuk punya asuransi jiwa. Meski manfaat yang diperoleh untuk jangka panjang, tapi seenggaknya bisa merasa tenang selagi kami bekerja dan mengumpulkan pundi-pundi finansial untuk kehidupan keluarga.

Oh ya, selain Flexi Life, ada juga Flexi Critical Illness. Ini adalah asuransi untuk penyakit kritis, yang juga bisa kita atur sendiri dalam membayar preminya sesuai dengan risiko yang dihadapi saat ini.

Flexi Critical Illness ini bisa melindungi kamu dari risiko 3+1 penyakit kritis yang paling sering dialami, yaitu perlindungan stroke, jantung, kanker dan kanker tahap awal.

Flexi Critical Illness ini juga memberikan perlindungan hingga 2 Miliar tanpa cek medis. Nggak usah takut sama komitmen yang panjang, cukup dibutuhkan komitmen tahunan saja dan bisa otomatis diperpanjang setiap tahunnya. Premi yang dibayarkan juga efisien, sesuai dengan risiko setiap tahunnya.

Asuransi dari Astra Life ini lengkap kan. Jadi, bisa disesuaikan dengan kondisi kita saat ini. Kalau sehat-sehat saja cukup pilih yang Flexi Life. Nah, kalau terkait dengan penyakit kritis, kalian bisa baca-baca lebih lanjut mengenai Flexi Critical Illness tadi.

Cara pembeli asuransinya juga mudah banget, kok. Saya sudah mencobanya sendiri, bahkan ada simulasinya nanti berapa jumlah premi yang harus dibayarkan. Kita bisa memilih bayar bulanan atau tahunan juga. Kalian bisa mencobanya di sini.


Kalau mau mempelajari lebih detail lagi, kalian juga bisa tonton di sini ya :



Selanjutnya, pelan-pelan mesti dibenahi lagi dalam urusan manajemen keuangan rumah tangga untuk freelancer adalah persiapan dana pendidikan untuk anak dan juga asuransi kesehatan. Semoga kami sebagai orang tua selalu dikasih sehat-sehat terus, fisik dan mentalnya, supaya bisa membersamai anak-anak hingga mereka meraih cita-citanya.

Oh ya, kalau kalian tertarik dengan Asuransi Flexi Life dari Astra Life ini, kalian juga bisa memasukkan kode referral BLOGNIA75 saat registrasi ya. Selamat mencoba dan mendapatkan manfaatnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Kisah Inspiratif Yang Bisa Kamu Jadikan Semangat Menjalani Hidup

Berwakaf Dengan Asuransi Syariah Gimana Caranya?

Me Time Di Sanasya Spa Tembalang