Ragam Cita Rasa Di Kapolagha Restaurant Hotel GranDhika Semarang

Ragam Cita Rasa Di Kapolagha Restaurant Hotel GranDhika Semarang

Masih suka beranggapan kalau makanan hotel itu kurang mengigit di lidah, atau kadang nggak sesuai ekspektasi? Anggapan itu bakal berubah ketika kalian mencicipi ragam cita rasa masakan di Kapolagha Restaurant yang ada di Hotel GranDhika. Tepatnya di Jalan Pemuda, Semarang. Apa yang membuat ragam cita rasa masakan di sana berbeda?

Resto Kapolagha Hotel Grandhika Semarang

Inovasi perpaduan rasa merupakan salah stau kunci yang seringkali diusung oleh hotel yang memiliki interior klasik elegan ini. Setiap bulan selalu ada tema untuk masakan yang disajikan di Kapolagha Restaurant, sebuah resto yang mengambil nama rempah-rempah endemik Indonesia, Kapulaga. Inovasi tersebut, misalnya saja, di bulan Maret dengan menghadirkan menu fushion antara tradisional dan modern yang diangkat, sementara untuk bulan berikutnya, dibuat lagi inovasi yang berbeda.

Di Bulan April ini, Criscentianus Widyo selaku Chef & Beverage Manager Hotel GranDhika Pemuda Semarang memperkenalkan tiga menu makanan dan satu minuman baru. Tiga menu makanan yang diangkat kali ini berasal dari 3 unsur budaya berbeda, yaitu Western Food, Indonesian Food, dan Chinese Food.
Spaghetti Chicken Balsamic Sauce Kapolagha Resto

Perpaduan tersebut mungkin terdengar tidak asing di telinga. Namun, eksekusi dan penyajian hidangan selalu akan memberikan kesan dan cita rasa yang berbeda. Yang pertama kali ditunjukkan kepada kami sore hari itu adalah Spaghetti Chicken Balsamic Sauce yang mewakili kuliner Western Food. Bahan utamanya adalah ayam yang digoreng dengan sedikit minyak dan diberi saus balsamic. Ayam ini dihidangkan dengan pasta spaghetti Aglio olio beserta salad.

Tekstur spaghetti yang aldente dengan saus balsamic yang menyatu dengan rasa ayam dan pastanya membuat sajian ini terasa lembut di lidah. Meski tergolong menu yang banyak disajikan oleh resto lainnya, namun menu ini mendapatkan angka empat dari lima. Penambahan porsi pastanya mungkin bisa menaikkan nilai lebih dari hidangan yang dapat dinikmati dengan harga Rp. 60.000++, ini.

Ayam Saus Bangkok Kapolagha Resto

Selanjutnya adalah Ayam Saus Bangkok dimasak dengan metode deep frying untuk menghasilkan ayam yang crispy. Menu yang satu ini disajikan dengan saus bangkok beserta pakcoy garlic. Yang paling menggoda dari menu ini adalah penyajian pakcoynya yang unik. Bagian batang bawah dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai kuncup mawar. Hidangan ini memberikan sensasi refreshing, terutama ketika ayam yang renyah dicelupkan ke dalam saus bangkok buatan sendiri yang meledak di lidah.

fusion satay kapolagha resto

Hidangan yang saya tunggu-tunggu, tentu saja adalah masakan Indonesianya. Tidak banyak hotel berbintang di Semarang yang berhasil menyajikan masakan Indonesia yang menggugah selera. Namun, Kapolagha berhasil membuat saya dan teman-teman food blogger gagal move on dari Mix Satay-nya.

Berkonsep fusion satay dengan berbagai macam bahan, seperti ayam, udang, beef, cumi, sosis ayam dan sosis sapi dengan aneka pilihan saus, mulai dari saus dabu-dabu, saus kacang, dan sambal kecap. Menu ini pas untuk disantap bersama dengan nasi gurih dan jamur tiram crispy. Nasi gurihnya pas, sausnya juga enak.

Untuk melengkapi santapan lezat ini, Kapolagha Restaurant menyiapkan menu minuman Peppermint Lime Soda yang merupakan campuran dari teh beraroma mint dicampur dengan irisan jeruk nipis, air soda, dan dipermanis dengan simple syrup.

Semua menu istimewa ini dapat dinikmati di Kapolagha Restaurant Hotel GranDhika Pemuda Semarang hingga bulan Juni 2019. Harga untuk minuman dibanderol mulai Rp. 30.000,-, sementara untuk makanan mulai Rp. 50.000,-. Dengan konsep resto yang mengabungkan antara nuansa modern dan tradisional, Kapolaga menjadi salah satu resto pilihan untuk menyantap hidangan dengan cita rasa yang beragam dijamin memuaskan lidah.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Kisah Inspiratif Yang Bisa Kamu Jadikan Semangat Menjalani Hidup

Berwakaf Dengan Asuransi Syariah Gimana Caranya?

The Kirana Tembok, A Promising Sustainable Tourism Destination