Masih ABG Kok, Hipertensi?


Menurut hasil riset kesehatan dasar tahun 2018, hipertensi merupakan penyakit yang selalu meningkat jumlahnya, terutama pada usia-usia yang seharusnya belum terpapar risiko terkena penyakit hipertensi. Bahkan saat ini yang sering menjadi pertanyaan adalah, masih ABG kok, hipertensi?

Daya Retasi di UPTD Puskesmas Pudak Payung

Darah tinggi alias hipertensi lebih dikenal sebagai penyakit orang tua. Akan tetapi, kasus hipertensi pada remaja dan anak-anak bukanlah sebuah mitos belaka. Data dari Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan bahwa dari 25,8 persen total kasus hipertensi nasional, setidaknya 5,3% di antaranya dipegang oleh remaja berusia 15-17 tahun (laki-laki 6% dan perempuan 4,7%).

Secara tidak langsung, angka ini turut menyumbang kepada peningkatan kasus hipertensi secara global di masa depan. WHO memprediksi pada tahun 2025 akan ada sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia terkena hipertensi.

Adalah Fitriana Pratiwi, S.KM seorang penyukuh kesehatan masyarakat melakukan sebuah gerakan Daya Retasi di UPTD Puskesmas Pudak Payung. Sebagai fasilitator, ia menggerakan remaja-remaja yang ada di lingkungan Pudak Payung untuk sadar bahaya hipertensi.

Hipertensi pada remaja disebabkan oleh kondisi ginjal atau jantung bawaan sejak kecil. Namun berbagai penelitian lebih lanjut membantah anggapan tersebut. Data terbaru memperlihatkan bahwa banyaknya remaja yang mengalami tekanan darah tinggi hampir sama besar dengan orang dewasa pada umumnya.

Dengan kata lain, sebagian besar kasus tekanan darah tinggi pada remaja dapat dikategorikan sebagai hipertensi primer. Penyebab hipertensi primer tidak sepenuhnya dipahami, tapi bisa dipengaruhi oleh faktor keturunan (genetik) atau gaya hidup yang tidak sehat.

Sejalan dengan visi puskesmas Pudak Payung, yaitu mewujudkan masyarakat hidup sehat secara mandiri, maka promosi kesehatandi UPTD Puskesmas Pudak Payung mengagas sebuah inovasi, yaitu pemberdayaan  remaja atasi hipertensi atau yang disingkat Daya Retasi.

Kegiatan yang dilakukan meliputi sosialisasi gerakan remaja sadar penyakit tidak menular (Gelar Tikar) dan sekaligus pelatihan agen pemuda pembawa perubahaan (Dambaan) dimana remaja ini akan memaksimalkan potensi dirinya untuk membawa perubahan bagi dirinya sendiri, teman-teman, dan masyarakat sekitar.
Sunset (Sunday Sehat) Bumirejo

Ada juga kegiatan Sunset Bumirejo atau Sunday Sehat di Taman Bumirejo yang digelar di lingkungan sekitar dan dihadiri oleh para remaja setempat untuk saling mensosialisasikan program inovasi daya retasi ini.

"Kami melakukan aksi sosial pengukuran tekanan darah gratis dan sosialisasi penyakit tidak menular terhadap masyarakat pengunjung Taman Bumirejo di RW VI Kelurahan Pudakpayung setiap Minggu pagi dengan nama Sunset (Sunday Sehat) Bumirejo sejak 25 November 2018," terang penyuluh kesehatan yang akrab disapa Ana itu. Hipertensi di usia ABG akan meningkatkan risiko remaja terkena penyakit jantung di masa depan. Maka, penting untuk mencegah dan mengendalikan tekanan darah tinggi semenjak dini.

Pedoman umumnya pun persis sama seperti pencegahan dan/atau pengendalian hipertensi pada orang dewasa:

  • Menjaga berat badan yang sehat 
  • Makan makanan yang sehat 
  • Tidak merokok 
  • Berolahraga secara teratur (setidaknya 20 menit selama 3 hari atau lebih per minggu) 
  • Batasi alkohol dan penggunaan obat-obatan – ini adalah penyebab utama hipertensi di kalangan remaja. 
Semoga inovasi yang diinisiasi oleh Mbak Ana dalam program daya retasi ini dapat berdampak positif dan memberikan inspirasi bagi masyarakat di daerah lain untuk melakukan inovasi serupa melalui UPTD Puskesmasnya masing-masing. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Kisah Inspiratif Yang Bisa Kamu Jadikan Semangat Menjalani Hidup

Berwakaf Dengan Asuransi Syariah Gimana Caranya?

The Kirana Tembok, A Promising Sustainable Tourism Destination