Aksi Siap Darling Bersama Lindungi Hutan : Tanam 11.000 Mangrove Untuk Hutan Harapan


Siap Darling! Begitu kalimat tersebut terucap, seolah flirting. Padahal Siap Darling adalah kepanjangan dari Siap Sadar Lingkungan. Sebuah aksi yang digelar oleh Djarum Trees For Life yang bergerak bersama Platform Crowd Sourcing, Lindungi Hutan. Bersama-sama mengadakan aksi penanaman 11.000 bibit mangrove untuk Hutan Harapan bagi warga Jawa Tengah, khususnya Semarang.

Aksi Siap Darling Berkolaborasi Dengan Lindungi Hutan.

Kang Rahman, sebelah kiri CMO LindungiHutan, jauh-jauh dari Bandung bersepeda ke Mangunharjo untuk mengikuti acara penanaman mangrove. 

Pagi yang agak mendung di hari Minggu (16-12-2018) kemarin saya mengarahkan mobil menuju ke daerah Mangunharjo, Mangkang untuk mengikuti kegiatan penanaman mangrove bersama Djarum Trees For Life (DTFL).

Belum pernah membayangkan daerah seperti apa yang akan saya datangi karena itu adalah pertama kalinya saya berkunjung ke kawasan Mangunharjo, apalagi dengan tujuan menanam mangrove.
Untuk menuju lokasi penanaman, peserta juga bisa menaiki perahu. Sepanjang perjalanan, kita akan disuguhi dengan pemandangan yang membuat miris: sampah-sampah di sisi kali. Beberapa kali baling-baling perahu tersangkut sampah-sampah yang ada di dalam air. 

Yang terbayang pertama kali adalah lokasinya pasti masuk ke pelosok dan sangat dekat dengan pesisir pantai, atau tempat acara berlangsung pasti di dekat rawa-rawa yang banyak ditumbuhi pohon mangrove.

Kenyataannya, ketika mobil memasuki area tersebut, acara berlangsung di area pemukiman. Tidak jauh dari panggung acara, ada sebuah rumah bercat hijau, tempat seseorang yang memiliki peran cukup penting dalam kegiatan pelestarian lingkungan terkait acara tersebut tinggal. Saya akan ceritakan bagian itu nanti.

Di lokasi, terlihat banyak orang berpakaian hijau-hijau, dan saya merasa tidak asing dengan tulisan berwarna putih yang ada di kaos tersebut: Lindungi Hutan.

Beberapa menit setelah ngobrol dengan beberapa orang, saya pun akhirnya ngeh bahwa acara yang sedang berlangsung juga bertepatan dengan ulang tahun Lindungi Hutan yang kedua. 

Acara penanaman 11.000 mangrove ini merupakan sebuah kolaborasi antara aksi Siap Darling yang digagas oleh Djarum Trees For Life (DTFL) dengan Lindungi Hutan yang merupakan plaftorm crowdsourcing, yaitu start-up yang bergerak dalam penggalangan dana dan tenaga untuk penghijauan hutan Indonesia.
Aksi penanaman mangrove yang melibatkan komunitas, pecinta lingkungan hidup, mahasiswa, sampai pelajar. 

Kolaborasi keduanya berhasil mengumpulkan 350 orang yang berasal dari berbagai komunitas, sekolah dan perguruan tinggi untuk melakukan kegiatan penanaman bibit pohon mangrove.

Melihat antusiasme para peserta yang hadir membuat saya bertanya-tanya mengenai seberapa pentingnya keberadaan hutan mangrove bagi pelestarian lingkungan. Pertanyaan itu kemudian terjawab ketika Prof. Soedharto memberikan pidato sambutannya.

Pentingnya Mangrove Untuk Lingkungan Kita. 

Menanam itu mudah, yang sulit adalah memelihara. Untuk itu aksi penanaman mangrove juga harus melibatkan petani dan penduduk setempat. Agar bisa menjaga bibit mangrove sampai bisa tumbuh dan berkembang. 

"Mengapa penanaman mangrove itu diperlukan dan urgen?" ujar Prof. Soedharto ketika memulai pidatonya.

"Kota Semarang ini mulai dari Mangunharjo sebagai ujung baratnya Kota Semarang, sampai ke ujung timurnya, yaitu Genuk yang panjangnya 23, 5 km hampir 70 persennya dimiliki oleh pihak swasta, hanya 30 persen yang menjadi milik masyarakat dan pemerintah.

Kondisi tersebut membuat perhatian terhadap lingkungan sangat urgen untuk dilakukan, terutama mengingat sejarah Mangunharjo yang pernah terkena abrasi di tahun 1997, di mana panjangnya sekitar 1, 3 kilometer, dan arah abrasi ke pemukiman itu sekitar 3 kilometer. Untuk itulah perlu dilakukan konservasi di pesisir pantai utara Jawa Tengah."

Apa akibatnya jika abrasi berlangsung terus-menerus? Pikir saya saat itu. Salah satunya adalah apa yang selama ini sering saya lihat di area Semarang bawah yang lokasinya dekat dengan pesisir pantai. Akan semakin banyak perumahan warga yang tenggelam dan bahkan posisi rumahnya tinggal separuh karena peninggian air laut.

Kondisi tersebut terjadi akibat dari abrasi dan erosi oleh air laut. Apalagi lokasi berlangsungnya acara juga berada di pemukiman penduduk, yang lokasinya tidak jauh dari pesisir pantai.

Kehadiran hutan mangrove diharapkan dapat mengerem efek abrasi atau erosi yang disebabkan oleh air laut. Selain itu, keberadaan hutan mangrove juga dapat melindungi ekosistem mahluk hidup.

Banyak jenis biota laut yang mendapat makanan dan perlindungan dari setiap pohon mangrove. Itu sebabnya, setiap usaha penanaman mangrove di area pantai perlu dianggap sebagai langkah penting untuk menjaga kelestarian alam yang lebih luas.

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di tahun 2018, kerusakan mangrove di Indonesia sendiri seluas 1,81jt hektar. Luasan mangrove di Indonesia yang masih baik sekitar 1,67jt ha. Sejauh ini luasan hutan mangrove yang masih terjaga tersebut berada di Papua.

Namun, penanaman mangrove juga tidak bisa dilakukan tanpa sebuah kerja kolaborasi. Dalam proses penanaman Mangrove, Djarum Trees for Life selalu mengajak pihak-pihak lain untuk ikut menanam.

Seperti yang diketahui dalam penanaman mangrove belum tentu penaman berhasil hidup semua. Kami pernah melakukan penaman dan persentasi mangrove yang hidup kurang dari 50%. Itulah -mengapa kami memilih bekerja sama dengan Petani Mangrove karena merekalah yang membantu merawat mangrove yang ada dan melakukan penggantian terhadap mangrove yang mati," ujar Program Associate Bakti Lingkungan Djarum Foundation, Prinsa Paruna.
Hutan Mangrove yang sudah terbentuk saat ini. Sudah sangat hijau, rimbun, dan menjadi rumah bagi burung kuntul, kepiting, juga ular. 

Bagi Djarum Trees For Life, upaya menghadirkan kembali hutan mangrove di kawasan Pantai Utara adalah satu dari banyak rencana strategis yang akan terus diupayakan demi terciptanya kondisi lingkungan hidup lebih baik di masa depan.

Hingga saat ini, 90% penanaman mangrove oleh DTFL dilakukan di sekitar Mangkang. 10% lainnya terbesar di Pantai Maron, Pantai Tirto Pekalongan, Rembang, Jepara, Kendal, Indramayu, dan Pantai Baros Yogyakarta.

Djarum Trees for Life (DTFL) merupakan program dari Bakti Lingkungan Djarum Foundation untuk melestarikan dan menghijaukan lingkungan. Diawali dengan penghijauan di Kota Kudus pada tahun 1979, kini program Djarum Trees for Life telah menanam lebih dari 2 juta pohon yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.

Dimulai sejak tahun 2008, DTFL telah berhasil menanam lebih dari 749.568 pohon mangrove di berbagai daerah pantai utara Jawa Tengah. Mangrove adalah jenis tanaman yang memiliki banyak kegunaan. Tak hanya mencegah keberlanjutan abrasi, fisik mangrove – termasuk buah dan batangnya, berperan penting bagi keberlangsungan hidup manusia, alam dan satwa di sekitarnya. Bahkan, sifat defensif mangrove dapat mengurangi tinggi run-up tsunami atau potensi ketinggian air mencapai daratan yang diakibatkan oleh serangan tsunami.

Lindungi Hutan : Harapan Hutan, Jika Jadi Hutan, Aku Ingin Dilindungi. 


Kepedulian sekelompok pemuda asal Semarang terhadap lingkungan, telah menggerakkan diri mereka untuk mencetuskan start-up yang bertujuan untuk mengonservasikan hutan. Lindungi Hutan menghimpun orang-orang baik untuk ikut serta membantu kampanye pelestarian lingkungan masyarakat di berbagai daerah," ujar Hario Laskiti Ardi, M.Kom, CEO Lindungihutan.

Dikutip dari platform Lindungihutan.com :

"Bukankah masalah lingkungan itu bukan hanya masalah uang, rob dan banjir? Masih banyak masalah yang timbul. Kami menemukan fakta bagus tentang pemanasan global, penurunan tanah dan emisi karbon yang mempengaruhi orang di seluruh dunia dan itu terjadi karena faktor manusia itu sendiri.

Maka, kami memulai membangun platform penggalangan daya bukan hanya untuk membantu pendanaan petani, tapi juga untuk mengumpulkan orang-orang bersama kami untuk menanam pohon dan memberi edukasi kepada mereka tentang pentingnya isu lingkungan itu."

Dengan aksi kolaborasi tersebut, tentunya kita sudah bisa menentukan akan memberikan kontribusi seperti apa, bukan? Apakah kita siap menjadi bagian dari aksi #SiapDarling dengan melakukan kegiatan pelestarian lingkungan yang berkelanjutan di rumah? Ataukah kita memilih hanya berdiam diri dan mengeluh ketika dhadapkan pada permasalahan sampah dan lingkungan? 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Kisah Inspiratif Yang Bisa Kamu Jadikan Semangat Menjalani Hidup

Berwakaf Dengan Asuransi Syariah Gimana Caranya?

Me Time Di Sanasya Spa Tembalang