Belajar Berinvestasi Bersama Reksa Dana Manulife
Sejak beberapa tahun belakangan ini saya sudah berniat untuk belajar berinvestasi, tapi belum kesampaian terus. Pertama karena bingung mesti investasi macam apa, bagaimana, dan kemana? Untungnya, Minggu (30-10-2018) kemarin mendapat kesempatan untuk belajar bareng Reksa Dana Manulife di kantornya di Jalan Pandanaran, Semarang. Apa saja yang saya pelajari, dan apakah acara Kopdar Investarian itu bikin saya melek soal dunia finansial dan investasi? Simak yuk.
Belajar Berinvestasi Bersama Reksa Dana Manulife
Pernah nggak sih, temen-temen ngerasaian susah banget buat nyisihin uang untuk ditabung dan berinvestasi? Saya sering kesulitan. Permasalahannya bukan soal nggak ada pos uang untuk ditabung, tetapi justru kadang merasa tabungan yang dimiliki kok nggak berkembang sama sekali. Ujung-ujungnya cuma mengendap di rekening dan kemudian diputar buat hal lain, terus habis deh.
Makanya pas kemarin di acara Kopdar Investarian bersama Manulife diadakan polling, saya jadi pengin tahu apakah teman-teman lain mengalami hal yang sama juga atau nggak? Pertama ditanya soal posisi keuangan masing-masing saat ini. Sebagian besar sih, menjawab kalau sudah bisa nabung meski dikit, sebagian yang lain kondisi keuangannya pas-pasan.
Apa Mimpimu? Untuk apa kamu berinvestasi? |
Di Kopdar Investarian ini, mata saya jadi terbuka bahwa menyisihkan uang untuk ditabung itu bagus, tetapi kalau kita ingin tabungan kita berkembang maka kita perlu belajar berinvestasi. Kenapa kita perlu berinvestasi? Masing-masing orang pasti punya tujuan investasi yang berbeda-beda. Kalau saya, salah satunya ingin mengumpulkan dana buat Si Sulung masuk kuliah. Bayangan soal inflasi yang akan dihadapi untuk dana masuk kuliah rasanya bikin keder, deh.
Kebetulan banget, hari itu Pak Legowo selaku Presdir dari Manulife Asset Management turun langsung untuk membukakan mata kita soal yang namanya inflasi. Awalnya sebagian dari kita mungkin berpikir kalau inflasi ini urusannya negara, tapi waktu dijelaskan soal analogi harga ayam goreng, langsung ngeh bahwa inflasi yang didengung-dengungkan nggak sampai 4% itu, aslinya malah lebih tinggi dari itu.
Ini ilustrasinya. Tahun 1998 harga ayam goreng masih 2500,-. Dua puluh tahun kemudian harganya menjadi 20.000,-. Naiknya berapa persen coba? Itu baru soal ayam goreng, belum biaya hidup lainnya, misalnya pendidikan anak. Nah, inflasi inilah yang sebenarnya diam-diam menjadi peranpok untuk daya beli kita. Gaji yang kita terima mungkin naik, namun harga barang-barang juga naik, sehingga membuat daya beli kita yang turun.
Setelah dibukakan fakta tersebut, saya langsung jadi ngeh kalau sebenernya cara saya mengelola uang selama ini belum sesuai dengan pengeluaran dan kebutuhan di masa depan. Untuk itulah kenapa harus mulai belajar melakukan investasi. Lalu investasi seperti apa yang bisa membuat kita semangat menabung?
Dari dulu sudah sering dengar kalau mau invest, coba deh pakai Reksa Dana, lumayan kok hasilnya, dst. Iya, sering banget denger hal tersebut, tapi bolak-balik bingung sebenarnya Reksa Dana itu apa, sama nggak sama Unit Link. Kok kata temen kalau kita beli unit link malah nantinya rugi. Uang nggak balik dan beresiko.
Semua masih buram banget waktu itu. Sampai akhirnya tahu kalau Reksa Dana itu beda sama Unit Link asuransi. Begitu pun juga dengan Manulife. Ada yang bergerak di bidang asuransi, yaitu Asuransi Jiwa Manulife, dan ada yang bergerak dibidang Asset Management, yaitu MAMI atau Manulife Asset Management Indonesia. Nah, Reksa Dana itu ada di bawahnya MAMI.
Lalu Reksa Dana itu sendiri apaan dong?
Reksa Dana itu program investasi yang menggabungkan modal dari banyak investor, dan berinvestasi pada beragam instrumen, serta dikelola secara profesional oleh perusahaan pengelola aset atau manajer invesatsi. Ibaratnya gini, satu kelas ngumpulin uang. Dikumpulin ke ketua kelas untuk kemudian dikelola supaya uangnya berkembang.
Gimana caranya berkembang?
Uang yang sudah terkumpul tadi bakal diinvestasikan ke Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Pendapatan Tetap, Reksa Dana Campuran, atau Reksadana Saham. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Termasuk tingkat resikonya juga.
Apa kelebihan kita invest dengan Reksa Dana dan yang lainnya?
Sebelum ngomongin itu, kita mesti paham dulu bahwa kalau invest itu mesti paham;
- Modal yang diperlukan apa;
- potensi hasilnya bagaimana;
- dan likuiditasnya apakah mudah?
Modal yang diperlukan itu bisa berupa dana minimal, waktu untuk mengelolanya, juga pengetahuan.
Sebagian teman-teman blogger yang hadir di Kopdar Investarian kan sudah nabung, nih. Kita ambil contoh yang nabungnya pakai emas. Untuk modalnya bisa dikatakan cukup butuh dana dong, untuk beli emas. Kita juga butuh waktu dan pengetahuan untuk mengelolanya. Sayang, nabung emas itu sebenernya potensi hasilnya cuma mengamankan harga saja biar ngga turun. Aslinya sih, hasilnya tidak bisa mengalahkan laju inflasi. Kalau untuk likuiditasnya okelah.
Jenis Reksa dana juga bermacam-macam :
- Reksa Dana Pasar Uang yang seluruhnya instrumen diletakkan di pasar uang. Potensi hasil & fluktuasi cenderung stabil.
- Reksa Dana Pendapatan Tetap : penempatan minimal 80% pada obligasi. Potensi hasil & fluktuasi rendah.
- Reksa Dana Campuran : porsi obligasi dan saham lebih imbang. Potensi hasil & fluktuasi sedang.
- Reksa Dana Saham : minimal penempatan dana 80% saham. Potensi hasil & fluktuasi tinggi.
Di Kopar Investarian yang pertama ini, Pak Legowo memfokuskan tentang Reksa Dana Pasar Uang, yang cocok bagi pemula serta yang ingin mencoba-coba tentang investasi. Kelebihan Reksa Dana jenis ini adalah Stabil. Tolak ukurnya dari bunga deposito 1 bulan, beli dan bisa cairin kapan aja dan investasi minimal 10 ribu rupiah saja.
Kelebihan Reksa Dana sendiri antara lain :
- Fleksibel
- Likuid
- Aman
- Bebas Pajak
- Terjangkau
Sudah mulai ada gambaran kan, sampai di sini. Setelah itu kita pasti bertanya-tanya dong. Lalu selanjutnya ngapain? Apa yang mesti kita lakukan?
Simpelnya sih gini, ketika kita sudah punya dana khusus, maka kita bisa membeli unit, atau yang dinamakan dengan Subscription. Sejumlah unit reksa dana tersebut nanti akan diinvestasikan misalnya ke pasar uang hingga berkembang, lalu apabila kita membutuhkan dana tersebut, maka kita bisa melakukan penarikan atau redemption.
Pertanyaan selanjutnya kan kita pasti bertanya-tanya; iya lalu belinya kemana, siapa yang akan jadi manajer investasi dari dana kita, nanti kalau mau ngambil gimana?
Tenang-tenang, hehehe. Inilah gunanya kita kopdar dan kenalan sama Reksa Dana Manulife. Saya pribadi udah sering denger kalau mau invest coba deh, gabung sama Manulife. Waktu itu beneran masih buram banget maksudnya gimana. Apa terus kita buka rekening datang ke Manulife layaknya datang ke bank atau gimana?
Jadi, memang secara sederhana hampir bisa dikatakan sama kayak kalau kita buka akun rekening, bedanya kita bisa buka akun sendiri di sini. www.KlikMami.com Coba deh, buka dan ikuti langkah-langkahnya. Tentang MAMI ini, Mas Surya juga memberikan penjelasan yang bikin saya paham kenapa orang-orang merekomendasikan Manulife untuk berinvestasi.
Pertama, Manulife tetap survive meski Indonesia sempat mengalami krismon di tahun 1998. Jadi Manulife Asset Managemebt sendiri sudah ada di Indonesia selama 19 tahun. Dana kelolaannya saat ini sudah mencapai 67 Triliun. Itu artinya dia dipercaya banyak nasabah, dong. Selain itu, Manulife masuk TOP 3 manajer investasi terbesar di Indonesia, dan selama 4 tahun terakhir ini sudah mendapatkan 35 penghargaan.
Dengan data-data tersebut saya jadi semakin yakin untuk belajar berinvestasi bersama Reksa Dana Manulife. Kamu sendiri gimana, sudah mulai belajar berinvestasi belum?
Informasi Lebih Lanjut :
Facebook : @reksa.dana.manulife
Instagram : @reksa.dana.manulife
Twitter : @ManulifeRD
Komentar
Posting Komentar