Resep Hidangan Sahur Anti Baper : Kimbab Sehat ala So Good



Seminggu menjelang Idulfitri, saya dan anak-anak sudah mudik ke rumah orang tua di Bandung. Momen sahur bersama keluarga besar selalu ditunggu-tunggu, apalagi sudah dua tahun kami nggak pulang kampung. Meskipun begitu, momen kumpul dengan keluarga juga sering diwarnai drama yang bikin baper. Drama yang paling sering kejadian biasanya karena bentroknya pola pengasuhan anak ala keluarga saya dengan pola pengasuhan ala Oma-Opanya anak-anak. Kalau sudah bentrok biasanya juga merembet ke hal-hal lain, termasuk soal mengajari anak-anak pola makan yang sehat. Momen sahur sering berubah horor karena cara saya menyiapkan makan sahur buat anak-anak sering jadi bahan penilaian yang dikait-kaitkan ke pola asuh. Saya pun putar otak menciptakan resep hidangan sahur anti baper. Salah satunya dengan hidangan Kimbab Sehat ala So Good.


Momen Sahur Yang Horor. 

Sebelum berangkat ke Bandung, saya sudah mewanti-wanti Si Sulung dengan beberapa 'code of conduct' alias kesepakatan peraturan selama berlibur ke rumah Oma-Opa : "Kak, please nanti kalau dibangunkan sahur, harus langsung bangun, ya. Makanan yang dibuatin Bunda juga harus dimakan sampai habis. Meskipun ngantuk dan malas, kamu harus makan sendiri, ya. Kalau di rumah kan kamu juga sudah bisa makan sahur sendiri, jadi nanti tidak boleh merepotkan Oma dan yang lainnya."

Si Sulung sepakat. 

Kenyataannya di lapangan. Tidur malem bareng Omanya, bangun sahur semua heboh ikut narik-narik Si Sulung dari tempat tidur. Padahal kalau di rumah, saatnya dibangunin sahur ya, bangun aja. Kalau di rumah Mama, kadang dibiarkan bangunnya mepet-mepet.

Kemudian makan sahur sambil setengah merem. "Suapin dong," ujar Si Sulung merajuk sama Omanya. Karena kebiasaan diperlakukan seperti pangeran sama Mama saya, Si Sulung langsung mendapat bala bantuan kiri-kanan. Saya menarik napas dalam-dalam, mencoba sabar dan nggak menegur Si Sulung secara langsung di hadapan ortu saya. Menahan diri juga supaya nggak melotot untuk memberikan 'kode' kepadanya. 

Waktu makanan dihidangkan. "Aku nggak mau ini, ah." sambil menunjuk semangkuk sayur asem di atas meja. "Aku mau pakai telur dadar aja," tambahnya lagi. 

Duh, rasanya gatel pengin nyolek Si Sulung dan mengingatkan kesepakatan yang sudah dibuat. Mama saya langsung bangkit dari meja makan, dan meminta bala bantuan untuk menggoreng telur. "Kamu nggak pernah dimasakin sayur sih, di rumah. Sahurnya cuma pakai telur dadar terus, jadi kebiasaan." Amunisi berupa asumsi-asumsi liar mulai ditembakkan ke udara. Pelurunya mengenai dada saya satu persatu. Baper banget rasanya. Tapi saya menahan diri. 

Memang sih, sejak kecil Si Sulung ini terkenal picky eater. Dan aktivitas makan sering jadi drama tersendiri. Ya, nggak mau ada bawang goreng yang nonggol di balik nasi goreng lah. Ya, nggak mau ada irisan daun bawang di sayur sop lah. Susah banget kalau harus makan sayuran, dan lebih memilih menu makanan yang 'kering' saat makan. 

Tapi bukan berarti saya nggak berusaha untuk mengubah kebiasaannya itu, lho. Setiap kali membawakan bekal ke sekolah, saya selalu memasukkan menu sayuran meskipun saat kotak bekal dibawa pulang kembali, sayurnya juga ikut pulang. Berbagai cara sudah ditempuh : menutupi brokoli dengan keju meleleh, merebus buncis dengan sedikit gula, mencincang bayam dan memasukkannya ke dalam kentang tumbuk yang digoreng. Pokoknya segala trik sudah dilakukan. 

Akhirnya sebagai jalan tengah, saya tidak lagi terlalu memaksakan Si Sulung untuk makan sehat. Daripada menguras emosi dan malah bikin malas masak. Saya tetap memberi contoh dengan tetap makan buah dan sayur, juga sedikit demi sedikit membiarkan Si Sulung tahu konsekuensi apa jika ia tidak mau makan buah dan sayur. Misalnya jika bibirnya kering, terkena sariawan, atau susah BAB. Dari kejadian-kejadian itu, pelan-pelan Si Sulung mau juga makan sayur meski belum kontinu. 

Apa yang saya pikir sebagai usaha yang maksimal, ternyata buat Mama saya dianggap belum maksimal. Terbukti dengan beberapa ucapannya yang bikin baper : "Kamu makan sayur sama buah, tapi anakmu dibiarin makan 'keringan' gitu, " atau waktu ada anggota keluarga lain yang nyeletuk,  "Kamu makannya sehat, tapi anak-anak makanya nggak sehat." 

Mendengar semua itu cuma bisa ngebatin, "God knows I tried." Ibu mana sih, yang nggak baper dikomenin begitu. Apalagi sudah berusaha sesuai dengan kondisi yang ada. Jadi setiap kali membuat masakan sahur untuk Si Sulung, rasa horor kembali menyergap. Besok bikin apa ya, biar Si Sulung makan dengan lahap? 

Resep Hidangan Sahur Anti Baper.

Sahur hari kedua di rumah keluarga besar. Momen horor dimulai ketika semua mata memandang ke arah Si Sulung yang matanya masih setengah tertutup. "Kak, makan yuk. Ini Bunda buatkan sesuatu yang kamu suka." 

Sehari sebelumnya, alih-alih marah, saya mengajak ngobrol Si Sulung. "Kak, biar sahurnya semangat, kira-kira Bunda mesti masak apa ya, buat kamu. Tapi jangan yang susah-susah ya. Ini kan bukan di rumah kita sendiri." 

"Bikin yang gampang-gampang aja, Bun. Yang sekali 'Hap', terus rasanya enak. Burger atau Pizza mungkin." ujar Si Sulung dengan nada ringan.

Saya langsung memutar bola mata ke belakang. Ya kali. Bikinin kamu makanan ala rumahan kayak kemarin aja masih menuai protes, apalagi bikinin makanan ala fast food. "Gini deh, Bunda bakal bikin yang praktis, sekali 'hap', dan kamu suka. Apa pun itu, besok pas sahur kamu harus makan masakan Bunda dengan lahap, ya."

Lagi-lagi Si Sulung sepakat. Mudah-mudahan kali ini eksekusinya berjalan lancar. 

Karena sudah lama nggak masuk ke dapurnya ortu, kadang saat mau masak yang agak heboh jadi agak kagok. Apalagi susunan barang-barang dan peralatan di dapur juga sudah berubah dibandingkan saat terakhir saya masuk ke dapur. Jadi hidangan sahur kali ini mesti yang simpel, praktis, sehat, dan disukai anak-anak. 

Dari rumah saya sengaja membawa bekal satu pak So Good Chicken Stick Premium. Nah, Chicken Stick ini akan jadi bahan protein hewani utama dari hidangan sahur yang akan saya buat. Untuk sayurannya, saya memilih bayam dan wortel organik. Oh ya, jamur enoki juga saya masukkan ke dalam resep karena Si Sulung suka sekali dengan jamur enoki. Sekarang tinggal cari ide, bagaimana supaya bisa membuat makanan sekali 'hap' yang sudah lengkap kandungan gizinya, dari mulai karbohidrat, protein, lemak, sayuran, dan serat.

Saya juga sudah siap dengan 'amunisi' kalau ditanya-tanya kenapa saya memilih bahan masakan cepat saji seperti Chicken Stick dari So Good ini.

Pertama, saya selalu memilih bahan makanan siap masak yang berkualitas. Salah satunya ya, produk-produknya So Good ini. Yang tidak kalah penting, saya juga harus mencermati kandungan gizi dari bahan makanan siap masak ini. Untuk chicken sticknya,  selain terbuat dari cita rasa daging ayam premium juga dilengkapi dengan kandungan  nutrisi Omega 3. Bentuknya yang seperti finger food memudahkan untuk dikonsumsi di saat-saat seperti makan sahur. Varian rasa original juga mudah diolah dengan berbagai kombinasi masakan. Jadi nggak selalu harus digoreng saja, tetapi juga bisa ditumis dengan aneka bumbu dan bahan pelengkap lainnya. 




Kimbab Sehat ala So Good.

Setelah beberapa saat mencari ide, saya memutuskan untuk membuat Kimbab Sehat ala So Good. Tahu dong, Kimbab yang ala Korea itu? Menurut saya, ini salah satu bentuk makanan praktis sekali 'Hap' yang bakal disukai anak-anak. Selain itu, kandungan isi Kimbab juga sudah mencakup nasi sebagai karbohidrat, plus ada lauknya berupa chicken stick, dan ada sayurannya juga.

Bahan-bahan pilihan sudah siap. Saatnya mengolah. Syarat utama memasak menjelang sahur itu harus praktis dan nggak makan waktu lama. Selain So Good Chicken Stick Premium, saya juga sudah menanak nasi yang spesial. Nasi yang akan saya olah bersama So Good Chicken Stick ini berasal dari beras yang ditambahi beberapa biji-bijian dan campuran beras merah serta coklat. Ini untuk menambahkan kandungan serat pada nasi yang akan jadi salah satu bahan hidangan sahur.

Di bawah ini saya rangkumakan dulu bahan-bahan apa yang diperlukan untuk membuat Kimbab Sehat ala So Good. Hanya ada tiga bagian; pertama bahan utama, bahan isian, dan bahan sausnya. Dari bahannya terlihat cukup simpel dan mudah didapat, kan.


Selanjutnya, kita ikuti langkah demi langkah dengan bahasa gambar di bawah ini, ya.

Siapkan bahan-bahan utama seperti nasi dan chicken stick, juga bahan isian, seperti Nori atau lembaran rumput laut kering, jamur enoki, wortel dan bayam organik. Cuci bersih bayam organik, begitu juga dengan wortelnya. 

Tiriskan nasi yang sudah ditanak, campur dengan sedikit garam dan minyak zaitun jika suka (optional). Siangi daun bayam, buang batangnya. Kupas kulit wortel, kemudian iris wortel memanjang seperti bentuk korek api. Buang bagian akar dari jamur enoki kemudian cuci bersih, lalu tiriskan. 

Rebus daun bayam, wortel, dan jamur enoki. Goreng chiken stick hingga matang. Siapkan lembaran Nori di atas bambu penggulung yang biasanya digunakan untuk membuat sushi. 

Siapkan satu lembar nori, isi dengan nasi. Ratakan nasi, tapi sisakan bagian ujung nori agar tidak tertutup oleh nasi. Kemudian isikan dengan lembaran daun bayam, dilanjutkan dengan wortel, chicken stick, dan jamur enoki. 

Setelah semua bahan isian masuk, mulailah menggulung dari arah bawah menuju ke arah atas. Padatkan dengan alat penggulung sushi dari bambu. 

Setelah digulung, Kimbab siap dipotong-potong dan disajikan. Eits, jangan dimakan dulu, sekarang saatnya membuat sausnya.

Jika biasanya saus pelengkap Kimbab hanya Gochujang saja, kali ini saya mencoba mengkreasikan sausnya agar lebih menarik. 

Bahan-bahan sausnya terdiri dari : 


1. Chicken stick yang sudah digoreng lalu dipotong kotak kecil-kecil. 
2. Dua siung bawag putih dicincang halus. 
3. Cabe merah dan cabe rawit ditumbuk kasar.
4. Satu sendok makan Gochujang. 
5. Satu sendok makan madu. 
6. Minyak untuk menumis. 

Cara membuatnya : 

Tumis bawang putih cincang hingga harum, masukan tumbukan kasar cabe merah dan cabe rawit. Setelah itu, masukkan potongan chicken stick yang sudah digoreng, tumis hingga terbalut bumbu. Masukan satu sendok Gochujang bersama madu ke dalam tumisan. Tambahkan gula-garam sebagai penyedap rasa. Dan sausnya pun sudah siap untuk dicocol Kimbab tadi. 

Biar semakin lengkap, saya juga menyajikannya bersama salad sayuran yang diberi potongan nori dan tomattilo atau buah ciplukan. Makin yummy ketika salad ini juga diberi guyuran saus yang sama. Jadi, ini bisa sekaligus untuk menu keluarga, bukan cuma buat anak-anak saja. Saya bisa makan salad plus saus yang berisi tumisan chicken stick juga. Begini nih, tampilannya. 

Ini dia tampilan paripurna Kimbab Sehat ala So Good. 
Senang rasanya ada alternatif bahan makanan siap masak seperti Chicken Stick dari So Good ini. Saya jadi bisa mengkreasikan menu-menu praktis, namun tetap sehat dan bergizi. 

Terus, apa kabar dengan drama horor selama makan sahur bersama keluarga besar? 

Hmmm, deg-degan sih, waktu pertama kali menyajikan hasil masakan saya itu. Berasa bakal dikomentari sama juri Master Chef gitu. Tapi saya nggak terlalu takut komentar dari orang lain lagi, sih. Apalagi waktu melihat tampang Si Sulung ketika menyantap hidangan sahur yang saya buat ini. Priceless. Matanya langsung terbuka lebar, dan...lihat saja sendiri, deh. 




Ekspresi anak-anak itu nggak pernah bohong, kok. Rasanya terobati juga kebaperan saya ketika melihatnya lahap menyantap masakan buatan saya, apalagi di dalamnya sudah ada sayuran dan protein hewani dari So Good Chicken Stick juga. Saya percaya, semua Ibu sudah berusaha yang terbaik untuk kebutuhan anaknya, sesuai dengan momen dan kondisinya masing-masing. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Kisah Inspiratif Yang Bisa Kamu Jadikan Semangat Menjalani Hidup

Berwakaf Dengan Asuransi Syariah Gimana Caranya?

Me Time Di Sanasya Spa Tembalang