Bucket List Selama Mudik Ke Bandung : 20 Tempat Yang Harus Dikunjungi
Dua tahun nggak pulang kampung dan cuma berkunjung ke Bandung 'maknyuk-maknyuk' itu rasanya bikin greget, deh. Pasalnya jarang banget bisa bener-bener menikmati kota yang sudah saya tinggali semenjak usia TK. Banyak banget tempat wisata baru, kafe, dan spot kece yang pengin saya datangi. Belum lagi pengin nyobain makanan-makanan ala Bandung yang pasti bakal dikangenin karena nggak pernah bisa dapet makanan yang serupa enaknya di Semarang. Waktu kemarin pulkam, akhirnya sengaja menyusun Bucket List selama mudik ke Bandung. Apa aja tempat yang harus dikunjungi dan hal-hal apa yang pengin saya lakukan?
Kota Bandung itu nggak pernah habis dijelajahi. Tahun demi tahun selalu ada hal yang baru. Meski sempat ngerasa bosan tinggal di sana, justru ketika sudah tidak tinggal di kota tersebut saya malah sering kangen. Dengan suasananya, dengan keindahan alamnya, dengan kotanya, makanannya, dan orang-orangnya. Saya setuju sih, sama MAW Brouwer yang bilang kalau "Bumi Pasundan Lahir Ketika Tuhan Sedang Tersenyum"
Untuk menggambarkan bagaimana perasaan saya terhadap kota ini, kalimat yang pas adalah apa yang diucapkan Pidi Baiq, dan kalimatnya bisa kita temukan di dekat alun-alun Bandung.
Berikut ini adalah dua puluh daftar tempat dan hal yang ingin saya lakukan ketika berada di Bandung :
1. Melihat Pesawat Terbang di Area Dekat Bandara Husein Sastranegara.
Bucket list selama mudik ke Bandung ini selain mengakomodir keinginan saya, juga mengakomodir keinginan anak-anak. Pertama kali sampai di Bandung, hal pertama yang biasa dilakukan adalah mengajak anak-anak buat jalan-jalan lihat pesawat terbang. Hihihi, receh banget kan. Karena rutin dilakukan, rasanya kayak ada yang kurang aja kalau ngga mengajak anak-anak melakukan hal tersebut.
Lokasi untuk melihat pesawat terbang lepas landas dari Bandara Husein Sastranegara adalah sebuah lapangan rumput yang cukup luas. Tidak jauh dari tempat dulu saya pernah magang, sekaligus juga nggak jauh dengan area tempat Papa saya bekerja selama bertahun-tahun sebelum pindah ke Jakarta. Makanya nggak heran kami jadi familiar banget dengan lokasi tersebut. Bisa dibilang semua anak-anaknya Papa, sampai keponakannya, dan juga cucu-cucunya pasti diajak lihat pesawat di lapangan tersebut.
Nah, kemarin itu saya nggak berhasil mencontreng bucket list tersebut karena waktu motoran ke arah sana kami nggak diizinkan masuk sama petugas Lanud. Hahaha. Dulu gampang banget keluar masuk area tersebut sebab saya selalu bawa ID Card. Harusnya kemarin itu saya putar balik, dan nggak melewati portal yang sama ke arah bandara. Tapi ternyata saya sudah lupa jalan dong. Biasanya anak-anak juga suka pergi ke daerah sini bersama Papa saya, tapi karena kebetulan hari itu beliau nggak bisa menemani, jadi gagal deh lihat pesawat terbangnya. Next time kita coba lagi.
2. Makan Bubur Ayam di GOR Pajajaran atau Bubur Pelana di Burangrang.
Dua-duanya gagal. Belum berhasil mencontreng bucket list ini. Semoga tahun depan saat pulkam atau berkunjung lagi ke Bandung bisa terlaksana. Bubur ayam di GOR Pajajaran pas nggak jualan, dan pas mau ke daerah Burangrang kok ya, magernya lagi kumat.
3. Jalan-jalan Di Hutan Kota Babakan Siliwangi.
Ini salah satu bucket list yang beyond expectation. Dulu lokasi ini jadi salah satu destinasi jalan-jalan minggu pagi kami, selain ke Gasibu. Tapi dulu track-nya masih pendek banget. Mikirnya waktu berencana main ke sini, paling jalan-jalan sedikit, lanjut beli tahu sumedang dan lontong, habis itu pulang. Ternyata track untuk jalan-jalan di Hutan Kota Babakan Siliwangi ini sudah bertambah panjaaaang. Namanya pun sekarang berubah menjadi Forest Walk. Panjangnya dua kilometer dan menjadi yang terpanjang di ASEAN.
Setelah memarkirkan kendaraan di area bagian bawah forest walk, kita bisa langsung mulai menjelajahi hutan kota ini for free. |
Ezra sama Tazka langsung semangat buat eksplor lingkungan sekitar, salah satunya naik turun di bangku taman dan naik ke gardu pandangnya. |
Track forest walk ini terbuat dari kayu, jadi harus hati-hati saat berjalan dalam kondisi basah dan lembab. Sangat disarankan untuk memakai sepatu lari atau jogging kalau ke sini. |
Ini gardu pandang yang sempat dinaiki Ezra dan Tazka. |
Rutenya cukup panjang juga, kalau dihitung-hitung mengelilingi hutan kota babakan siliwangi sama dengan lari lima keliling lapangan Saparua. |
Disambut seniman yang memainkan kecapi, suaranya pun merdu. |
Karena nggak persiapan menggunakan sepatu jogging yang proper, jadi jalan-jalannya pun dibuat santai. Sekadar mengisi ulang paru-paru dengan udara yang super segar, plus melemaskan otot-otot mata dengan memandangi yang hijau-hijau.
Bahagia banget ya, warga Bandung memiliki fasilitas forest walk yang bisa diakses warganya dengan gratis. Secara lokasi dan pemandangannya nggak kalah sama Henderson Waves di Singapura. Dan bangga aja sih, karena forest walk ini jadi salah satu forest walk yang cukup terkenal di dunia, seperti Tamborine Rainforest di Aussie, tapi panjang treknya cuma 1, 5 km.
4. Main-Main Di Kebun Bunga Matahari Dan Melihat Peternakan Hewan Di Lactasari Farm PVJ.
Sejujurnya, ini bucket list untuk si kecil Tazka. Pikir saya, karena Kakaknya sudah pernah ke sini, jadi gantian mau mengajak Tazka untuk memberi makan hewan-hewan ternak di mal. Tahu dong, mal mana di Bandung yang punya fasilitas ini?
Yup, Paris Van Java merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang cukup unik dan punya daya tarik berbeda dibandingkan mal-mal lainnya di Bandung. Salah satunya karena memiliki rooftop garden yang cukup luas dan ditanami aneka tanaman dan bebungaan. Salah satu yang cukup menarik perhatian adalah adanya taman bunga matahari yang lumayan luas.
By the way, tenyata Tazka ogah-ogahan untuk masuk ke area peternakannya. Di luar dugaan sih. Saya pikir anak ini bakal mau ngasih minum anak domba pakai dot, atau kasih makan wortel buat kelinci, dsb. Ternyata dia menolak dan lebih memilih untuk lari-lari di area kebun.
Tadinya, saya malas buat masuk ke area taman bunga mataharinya karena lagi sering bersin-bersin akibat alergi. Nggak tahu juga kan, siapa tahu serbuk sari bunganya bisa memicu alergi saya kambuh. Lagipula, beberapa tahun sebelumnya saya juga sudah sempat berfoto-foto di dalam kebunnya. Tapi karena Tazka kekeuh mau masuk, jadi saya turuti keinginannya. Ternyata seru juga, hihihi. Lumayan bisa ikut nyetok foto buat feed Instagram.
5. Makan Seblak Oces di Depan BEC & Makan Mie Yamin Si Kancil Di Pasir Kaliki.
Hiks, kenapa rencana makan-makan enak selama di Bandung gagal, ya. Semoga lain waktu bisa makan seblak yang menjadi salah satu 'the most hunted seblak in town'. Sebenarnya, selain Seblak Oces yang ada di depan BEC atau di belakangnya Gramedia ini, ada juga seblak-seblak enak lainnya, misalnya Seblak Bunda di Jalan Kurdi.
Eh tapi, meski makan seblaknya gagal, Alhamdulillah berhasil makan Mie Yamin favorit yang mangkal di dekat LPK Ariyanti, nggak jauh dari Istana Plaza. Mie Yamin ini favorit sejak zaman masih berseragam putih abu-abu. Dari yang harganya masih 4500 per porsi, sampai sekarang sudah dua puluh ribuan. Sempat pesimis kalau Si Kancil nggak bakal buka di saat libur lebaran, tapi ternyata jam setengah sepuluhan mereka sudah menggelar lapaknya.
6. Menjelajahi Taman Hutan Raya di Dago Pakar.
Kemarin itu, sebenarnya sudah numpang parkir di area lapangan pintu masuknya. Tapi karena tujuan ke daerah tersebut mau menerapi alergi saya yang kambuh, jadinya nggak meluangkan waktu untuk menjelajahi taman hutan raya tersebut, deh. Meskipun sudah cukup sering ke sini, tapi pengin aja sih mengulang lagi ke tempat ini bareng sama anak-anak. Ngajak Ezra udah pernah, tapi kan Tazka belum. Gitu aja terus, hihihi.
7. Berfoto di Tebing Kraton.
Beyond Expectation. Satu kalimat yang bisa melukiskan waktu akhirnya berhasil sampai ke sini. Bahkan sampai bisa ngobrol-ngobrol sama 'kuncennya', dapat batu akik sama gelang ganitri juga. Tempatnya itu memang relatif biasa, apalagi buat yang sudah sering berkunjung ke bukit-bukit nan tinggi. Tapi buat saya pemandangannya cukup breathtaking.
Awalnya bingung bagaimana orang-orang bisa berfoto di area ini, tapi kemudian setelah menjelajah dan improvisasi bisa juga dapet foto keren ini.
Tebak, aslinya deg-degan apa nggak foto di sini sambil merentangkan tangan? |
Can't take my eyes of you |
We call it; the cave to the Totoro World |
langit biru dan pohon-pohon yang hijau |
Penginnya sih, membuat tulisan tersendiri tentang kawasan wisata ini, semoga nggak malas, ya.
9. Menikmati Kota Bandung Di Malam Hari dari Bukit Moko.
Ini juga nyaris berhasil dikunjungi. Sayangnya karena banyak maunya; pengin ke sininya pas malam takbiran, jadinya gagal, deh. Iya kayaknya 'dendam' banget mesti bisa ke sini. Pasalnya, pas zaman kuliah Mapro, temen-temen angkatan 2010 pada main ke sini dan saya nggak ikut. Lupa kenapanya, pokoknya nggak ikut aja.
Waktu itu, temen satu geng saya, sebut saja inisialnya DRP (hahaha__ini kalau orangnya baca pasti tahu, sih) bilang kalau pemandangan Kota Bandung dari atas Bukit Moko bagus dan romantis banget. Lokasi ini jadi masuk ke bucket list, sejak diceritain kalau dari bukitnya bisa lihat pemandangan kerlipan lampu-lampu kota Bandung. And I knew someone who gonna love it so much.
10. Mengenang Kembali 'Daerah Jajahan' Semasa SMA di area Ciumbuleuit.
Kenapa daerah ini saya bilang daerah jajahan karena semasa SMA, dua sahabat saya (Tita & Tanti) tinggal di sini. Kami sering banget menjelajahi daerah ini, ngebakso bareng, dan sekadar menikmati suasana tempatnya yang berbukit-bukit.
Dari kawasan yang merupakan dataran tinggi terdekat dari Kota Bandung ini, kita bisa melihat bentuk geografis dari kota Bandung yang berbentuk seperti cekungan. Kalau sedang cerah, pegunungan Malabar, Patuha, Waringin, serta tengara (landmark) Kota Bandung seperti Masjid Raya Bandung (Masjid Agung) dan Jembatan layang Pasupati bisa kelihatan dari sini.
Saat ini, kawasan Ciumbuleuit sudah sangat berkembang. Bukan cuma terkenal dengan UNPAR dan Puclutnya saja. Ada beberapa spot yang juga ingin saya datangi saat di sini, salah satunya Lereng Anteng.
11. Mengunjungi Kawasan Wisata yang Hits di area Dago.
Saking banyaknya, kalau ditanya apa dan yang mana, pokoknya yang di seputaran Dago ke atas. Dari Lodge Maribaya sampai kafe-kafe instragramable-nya. Maruk, yah.
Tapi sebenernya, yang paling saya rindukan di kawasan Dago adalah jalan-jalan di seputaran area ITB, Masjid Salman, Yoga di Voila Kindang Pananjung, belanja di pasarnya, dll. Kayaknya hampir semua ruas jalan ada kenangannya, deh.
Terlalu banyak kenangan di area ini yang dirajut sejak zaman SMA. Dari jalan Ranggamalela, ke Jalan Maulana Yusuf, sampai 'rumah' di Dago Pojok. Dari sejak masih berseragam putih-abu sampai udah jadi ibu-ibu yang sibuk cari tempat penitipan buat anak saat ditinggal kuliah. Dari zaman jalan sama gebetan zaman SMA sampai jalan-jalan dengan Pak Suami. Dari mulai nunggu di angkot di Simpang Dago, sampai kena macet di lampu merah saat tahun baru.
Jadi, kadang kalau pulang ke Bandung, sederhana aja pinginnya. Muter-muter Dago aja udah bahagia banget. Apalagi kalau suasananya lagi sepi.
12. Berkunjung ke Lactasari Farm di Cimareme.
Sejak tahun 2013 sudah berencana buat mengajak Ezra ke sini. Sampai akhirnya keburu pindah ke Semarang dan punya anak kedua, belum juga berhasil berkunjung ke sini. Tahun ini bucket list yang satu ini kembali gagal dikunjungi. Padahal lokasinya lumayan dekat dari rumah orangtua saya di Kab.Bandung Barat.
Lactasari Farm ini sebenarnya sama dengan yang ada di rooftop garden-nya PVJ. Hanya saja, yang di PVJ merupakan mini farm-nya, sementara yang di Cimareme ini pusatnya. Semua induk hewan-hewan yang ada di mini farm PVJ berada di peternakan yang juga menjadi tempat tinggal sang pemilik, Lili Natawijaya. Jumlah dan jenis hewan di sini jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang ada di peternakan mini. Ada sapi perah asal Hungaria dan Belanda, kambing perah asal Tibet, rusa tutul asal Tibet, beberapa jenis kelinci, marmut Belanda, si anjing-serigala Siberian Husky, dan juga kura-kura Brazil.
Biar nggak lupa, ini alamatnya Lactasari Farm, Jln. Raya Cimareme No. 183 Tlp :022 6621007. Peternakan ini sudah ada sejak tahun 1980-an. Di peternakan ini anak-anak juga bisa menikmati olahan susu sapi hasil produksi peternakan ini seperti susu sapi dan kambing serta yoghurt.
Lactasari Farm ini sebenarnya sama dengan yang ada di rooftop garden-nya PVJ. Hanya saja, yang di PVJ merupakan mini farm-nya, sementara yang di Cimareme ini pusatnya. Semua induk hewan-hewan yang ada di mini farm PVJ berada di peternakan yang juga menjadi tempat tinggal sang pemilik, Lili Natawijaya. Jumlah dan jenis hewan di sini jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang ada di peternakan mini. Ada sapi perah asal Hungaria dan Belanda, kambing perah asal Tibet, rusa tutul asal Tibet, beberapa jenis kelinci, marmut Belanda, si anjing-serigala Siberian Husky, dan juga kura-kura Brazil.
Biar nggak lupa, ini alamatnya Lactasari Farm, Jln. Raya Cimareme No. 183 Tlp :022 6621007. Peternakan ini sudah ada sejak tahun 1980-an. Di peternakan ini anak-anak juga bisa menikmati olahan susu sapi hasil produksi peternakan ini seperti susu sapi dan kambing serta yoghurt.
13. Berenang di Sendang Geulis Kahuripan.
Fix ini mah, belum bakal terlaksana kalau berkunjungnya pas libur lebaran. Motor yang ada di rumah itu matic pula. Mikir-mikir bakalan sanggup nggak ya melewati medannya yang cuma bisa ditempuh dengan naik motor. waktu terbaik juga nggak boleh musim hujan. Bulan-bulan ini sebenarnya pas, cuma memang butuh effort lebih untuk sampai ke sini.
Fix ini mah, belum bakal terlaksana kalau berkunjungnya pas libur lebaran. Motor yang ada di rumah itu matic pula. Mikir-mikir bakalan sanggup nggak ya melewati medannya yang cuma bisa ditempuh dengan naik motor. waktu terbaik juga nggak boleh musim hujan. Bulan-bulan ini sebenarnya pas, cuma memang butuh effort lebih untuk sampai ke sini.
14. Menjelajahi Spot Wisata di Padalarang; Dari Wisata Sejarah Di Festival Bandoeng Baheula sampai Berkunjung ke Stone Garden.
Idem sama alasan di atas. Harus cari waktu khusus kalau mau menjelajah area ini. Padahal ini relatif deket sih, dari rumah. Cuma memang bukan area yang sering dilewati atau dikunjungi. Jadi rasanya kurang familiar aja.
15. Mengunjungi Curug Cimahi.
Dari dulu maju-mundur setiap mau ke sini. Gara-gara pas zaman SMP selalu dapet cerita mistis kalau mau main ke sini. Akhirnya sampai gede gini nggak main-main ke sini. Sekarang katanya tempat wisata ini sudah ditata dengan sangat bagus. Kalau malam hari air terjunnya menyala dan berwarna-warni. Saya masih belum bisa membayangkan bakal seperti apa tampilan air terjunnya di malam hari.
16. Mengunjungi Perpustakaan Kota Cimahi.
Gitu sih, memang. Tempat yang deket-deket malah suka kelewatan. Pengin aja mengajak anak-anak ke daerah sini. sambil mengingat masa-masa saya masih SD. Ikut cerdas cermat di berbagai sekolahan dengan jalan kaki sama guru pemimbing dan tim. Bangunan perpustakaanya juga cukup keren, makanya pengin foto di depannya.
17. Mengunjungi Kawasan Wisata yang Hits di area Lembang.
Beberapa spot wisata di sini yang sudah pernah dikunjungi antara lain : Floating Market, De Ranch, dan Dusun Bambu, sisanya masih banyaak banget yang belum sempat dikunjungi. The lists are growing each year.
18. Berkunjung Ke Observatorium Bosscha.
19. Mengunjungi Saung Aklung Mang Udjo.
20. Berkunjung ke Kebun Bunga Cihideung.
Idem sama alasan di atas. Harus cari waktu khusus kalau mau menjelajah area ini. Padahal ini relatif deket sih, dari rumah. Cuma memang bukan area yang sering dilewati atau dikunjungi. Jadi rasanya kurang familiar aja.
15. Mengunjungi Curug Cimahi.
Dari dulu maju-mundur setiap mau ke sini. Gara-gara pas zaman SMP selalu dapet cerita mistis kalau mau main ke sini. Akhirnya sampai gede gini nggak main-main ke sini. Sekarang katanya tempat wisata ini sudah ditata dengan sangat bagus. Kalau malam hari air terjunnya menyala dan berwarna-warni. Saya masih belum bisa membayangkan bakal seperti apa tampilan air terjunnya di malam hari.
16. Mengunjungi Perpustakaan Kota Cimahi.
Gitu sih, memang. Tempat yang deket-deket malah suka kelewatan. Pengin aja mengajak anak-anak ke daerah sini. sambil mengingat masa-masa saya masih SD. Ikut cerdas cermat di berbagai sekolahan dengan jalan kaki sama guru pemimbing dan tim. Bangunan perpustakaanya juga cukup keren, makanya pengin foto di depannya.
17. Mengunjungi Kawasan Wisata yang Hits di area Lembang.
Beberapa spot wisata di sini yang sudah pernah dikunjungi antara lain : Floating Market, De Ranch, dan Dusun Bambu, sisanya masih banyaak banget yang belum sempat dikunjungi. The lists are growing each year.
18. Berkunjung Ke Observatorium Bosscha.
19. Mengunjungi Saung Aklung Mang Udjo.
20. Berkunjung ke Kebun Bunga Cihideung.
Untuk bucket list kali ini (tahun 2018), saya cukupkan dulu sampai dua puluh, ya. Harapannya, setiap berkunjung ke Bandung bisa mendatangi tempat-tempat ini. Sebenarnya kalau mau maruk ditulis semua, daftarnya bakal bertumbuh terus dan terus. Apalagi Bandung punya banyak sekali potensi wisata alam dan kota yang tak terhitung jumlahnya.
Nantinya daftar ini bakal saya perbaharui terus. Setiap yang sudah berhasil didatangi bakal saya lengkapi fotonya.
Nantinya daftar ini bakal saya perbaharui terus. Setiap yang sudah berhasil didatangi bakal saya lengkapi fotonya.
Komentar
Posting Komentar